If I need to choose someone to look up to, it will be my Mom. She’s a very generous and kind-hearted person. I don’t say this because she is my Mom, but because she really is a great human being. She always try to help everyone without anything in return.
My Mom is also a hard-worker. She works for one of Freight-Forwarder Company in Jakarta and already doing her job for more than 25 years. She’s always working passionately and nicely. Most of the time, her friends at work treat her not only as co-worker, but as real friend because she is so kind.
Eventhough she is working, My Mom still know her priorities. Family comes first, always and always. She is taking of our family everyday. She prepares our meal and make sure we eat enough nutritions so we don’t get sick.
She is my role model not because she is my Mom. She is my role model because she seems like a very good example of how people should love and treat each other nicely.
SOFTSKILL
Rabu, 30 Mei 2018
Sabtu, 21 April 2018
World Hunger
Do you have any idea about what are the causes of world hunger? Do we know that one of seven people in the world experience hunger and malnutrition? In fact, there are enough foods in the world to feed everyone on Earth. Anyhow, according to the statistics, the current world population is 4.712.200.000, meanwhile the number of undernourished was 797.9 million. Therefore, 17% of the world population currently undernourished or starving.
The first cause of world hunger is poverty. To address world hunger we have to tackle global poverty. Why poverty? Because when people are malnourished, they lose brain function and mental resources into productive assets in the community to earn money. They become less creative, less smart, and it somehow affect their way of life.
The other cause of hunger arise due to lack interest of farming. Rural residents are prefer to move to the city and become an employee instead of being farmers. There are this kind of stigma where life is so much easier when you live in the city, because the city is most likely the center of everything. Their mindset about the city living, somehow makes everyone move to the city and caused the decline in yields of food. The lack of yields in the long run will lead to famine.
Surprisingly, the weather is also quite influential for world hunger. Global warming is happening cause some areas exposed to be drought. The flooding caused some farmland being damaged or totally destroyed. Production may be less predictable. Without high-tech irrigation systems, most farmers in developing countries depend on rainfall. In regions of the world where rain has declined, crops fail. In places where the arrival or departure of seasonal rainfall has shifted, farmers either plant crops too early or too late, missing the highest rainfall. Even for farmers with access to irrigation or state-of-the art weather information, catastrophic storms and droughts will result in production failures.
The next reason is Military conflicts, both internal and between neighbouring countries, can lead to starvation. These conflicts can result in damage to the plant. Also, the conflicts or maybe war, consume too many money of the country and the government putting aside the need of starving people. Military conflicts can also lead to displacement of large groups of people, remove them from their farms and their way of life. People can end up in refugee camps, completely dependent on aid.
There are a lot of world hunger factors and they are changing every year based on the world's condition. The economy, social, politics, and even the level of drought, floods, time to time. In war, food sometimes becomes a weapon. Soldiers will starve opponents into submission by seizing or destroying food and livestock and systematically wrecking local markets. Fields are often mined and water wells contaminated, forcing farmers to abandon their land.
Minggu, 04 Maret 2018
self description
My name is galih aditya dwi cahya but you can call me "Galih". I was born on January 8, 1996 in Jakarta. I have a sister named Dinda she is two years older than me.
my family is a pretty busy family because since my little brother and my father and my mother worked.
I am currently studying at Gunadarma University. I have quite a lot of friends in campus because I am a fairly sociable person and I really appreciate my friends therefore I have never distinguished them in any case including tribe, religion, and race.
some of my closest people know that I love listening to music and watching concerts. although I myself can not play a musical instrument I was quite happy to hear and see first hand some of my favorite bands singing on stage.
Selasa, 02 Januari 2018
Review Cobit
Review COBIT
COBIT merupakan standar yang dinilai
paling lengkap dan menyeluruh sebagai FrameWork IT audit karena dikembangkan
secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di
hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat
mengelola para profesional tersebut. Cobit Adalah satu metodologi yang
memberikan kerangka dasar dalam menciptakan sebuah Teknologi Informasi yang
sesuai dengan kebutuhan organisasi dengan tetap memperhatikan faktor – faktor
lain yang berpengaruh. Cobit Adalah suatu panduan standar praktik manajemen
teknologi informasi.Standar COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute yang
merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control
Association).
Kerangka Kerja
COBIT
Kerangka kerja COBIT terdiri atas
beberapa arahan/pedoman, yakni:
• Control Objectives
• Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian
tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain,
yaitu : Planning & Organization , Acquisition & Implementation ,
Delivery & Support , dan Monitoring & Evaluation.
• Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan
pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu
para auditor dalam memberikan management assurance dan/atau saran perbaikan.
• Management
Guidelines
Berisi arahan, baik secara umum
maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti dilakukan, terutama agar dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
- Sejauh
mana TI harus bergerak atau digunakan, dan apakah biaya TI yang dikeluarkan
sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya.
- Apa
saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus.
- Apa
saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses (
critical success factors ).
- Apa
saja risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran yang
ditentukan.
- Bagaimana
dengan perusahaan lainnya, apa yang mereka lakukan.
- Bagaimana
mengukur keberhasilan dan bagaimana pula membandingkannya.
Kelebihan COBIT
·
Efektif dan Efisien
·
Berhubungan dengan informasi yang relevan dan berkenaan dengan proses
bisnis, dan sebaik mungkin informasi dikirim tepat waktu, benar, konsisten, dan
berguna.
·
Rahasia
·
Proteksi terhadap informasi yang sensitif dari akses yang tidak
bertanggung jawab.
·
Integritas
·
Berhubungan dengan ketepatan dan kelengkapan dari sebuah
informasi.
·
Ketersediaan
·
Berhubungan dengan tersedianya informasi ketika dibutuhkan oleh proses
bisnis sekarang dan masa depan.
·
Kepatuhan Nyata
Kekurangan COBIT
·
COBIT hanya memberikan panduan kendali dan tidak memberikan panduan
implementasi operasional. Dalam memenuhi kebutuhan COBIT dalam lingkungan
operasional, maka perlu diadopsi berbagai framework tata kelola operasional
seperti ITIL (The Information Technology Infrastructure Library) yang merupakan
sebuah kerangka pengelolaan layanan TI yang terbagi ke dalam proses dan fungsi.
·
Kerumitan penerapan. Apakah semua control objective dan detailed
control objective harus diadopsi, ataukah hanya sebagian saja? Bagaimana
memilihnya?
·
COBIT hanya berfokus pada kendali dan pengukuran.
·
COBIT kurang dalam memberikan panduan keamanan namun memberikan wawasan
umum atas proses TI pada organisasi daripada ITIL misalnya.
Kesimpulan
·
COBIT mengatur masalah tujuan yang harus dicapai oleh sebuah organisasi
dalam memberikan layanan TI, sedangkan ITIL merupakan best practice cara-cara
pengelolaan TI untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa
COBIT dan ITIL merupakan dua pendekatan dalam tata kelola TI dan tata kelola
layanan teknologi informasi yang saling melengkapi.
·
Secara umum dapat dikatakan bahwa COBIT merupakan sebuah model tata
kelola TI yang memberikan sebuah arahan yang lengkap mulai dari sistem mutu,
perencanaan, manajemen proyek, keamanan, pengembangan dan pengelolaan layanan.
Arahan dari COBIT kemudian didetailkan kembali oleh beberapa model framework
sesuai dengan perkembangan keilmuan.
ANGGOTA
Bayu Hari W
Galih Aditya D.C
Gian Nugraha
Tri Pramudita Erlangga
Kelas 4KA17
Kamis, 02 November 2017
Faktor Pengujian Perangkat Lunak
Faktor Pengujian
Perangkat Lunak
Tujuan Pengujian
Ø
Menilai
apakah perangkat lunak yang dikembangkan telah memenuhi kebutuhan pemakai.
Ø
Menilai
apakah tahap pengembangan perangkat lunak telah sesuai dengan metodologi yang
digunakan.
Ø
Membuat
dokumentasi hasil pengujian yang menginformasikan kesesuaian perangkat lunak
yang diuji dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Terdapat
15 faktor didalam pengujian, akan tetapi tidak semua faktor yang mungkin
digunakan, hal ini bergantung pada sistem yang akan diuji. Adapun faktor – faktor
pengujian perangkat lunak pada testing dan implementasi diantaranya sebagai
berikut :
1.
Reability
Menekankan
bahwa aplikasi akan dilaksanakan dalam fungsi sesuai yang diminta dalam periode
waktu tertentu.
Faktor yang diuji :
a.
Menentukan
toleransi.
b.
Desain
control dan integritas data.
c.
Implementasi
control dan integritas data.
d.
Pengujian
regresi, pengujian manual dan pengujian fungsional.
e.
Verifikasi
dan ketetapan dan kelengkapan instalasi.
f.
Update
ketepatan kebutuhan.
2.
Authorization
Menjamin
data di proses sesuai dengan kebutuhan manajemen. Authorisasi menyangkut proses
transaksi secara umum yaitu otoritas bisnis dan secara khusus otoritas
pelaksanaan tindakan khusus.
Faktor yang diuji :
a.
Identifikasi
aturan otorisasi.
b.
Desain
aturan otorisasi.
c.
Implementasi
aturan otorisasi.
d.
Pengujian
kesesuain.
e.
Mencegah
perubahan data selama instalasi.
f.
Menjaga
aturan otorisasi.
3.
File
Integrity
Menekankan
pada data yang dimasukkan melalui aplikasi agar tidak dapat diubah serta prosedur
yang akan memastikan bahwa file yang digunakan benar dan data dalam file
tersebut akan disimpan sequensial dan benar.
Faktor yang diuji :
a.
Identifikasi
kebutuhan integritas file.
b.
Desain
control dan integritas file.
c.
Implementasi
control dan integritas file.
d.
Pengujian
fungsional.
e.
Verifikasi
integritas dari produksi file.
f.
Menjaga
integritas file.
4.
Audit
Trail
Menekankan
pada kemampuan untuk mendukung proses yang terjadi. Pemrosesan data secara
keseluruhan berdasarkan retensi/jumlah dari kejadian yang cukup mendukung keakuratan,
kelengkapan, batasan waktu dan otorisasi data.
Faktor yang diuji :
a.
Identifikasi
kebutuhan rekontruksi.
b.
Desain
audit trail
c.
Implementasi
audit trail
d.
Pengujian
fungsional.
e.
Menyimpan
audit trail selama instalasi.
f.
Update
audit trail.
5.
Continuity
of processing
Menekankan
kemampuan untuk meneruskan proses, ketika terjadi suatu permasalahan dengan
menetapkan prosedur yang diperlukan dan back-up informasi untuk melindungi
operasi mungkin hilang karena masalah tersebut.
Faktor yang diuji :
a.
Identifikasi
akibat dari kegagalan.
b.
Desain
contingency plan.
c.
Menyusun
contingency plan dan prosedurnya.
d.
Pengujian
pemulihan.
e.
Memastikan
integritas dari pengujian sebelumnya.
f.
Update
contingency plan.
6.
Service
Level
Menekankan
bahwa hasil yang diinginkan didapat dalam waktu yang diinginkan oleh user. Untuk mencapai keinginan tersebut,
harus dilakukan penyesuaian antara keinginan user dengan sumber daya yang ada.
Faktor yang diuji :
a.
Identifikasi
tingkat layanan yang diinginkan.
b.
Desain
metode untuk mencapai tingkat layanan.
c.
Desain
sistem untuk mencapai tingkat layanan.
d.
Pengujian
beban lebih.
e.
Implementasi
rencana pencegahan kegagalan instalasi.
f.
Menjaga
tingkat layanan.
7.
Access
control
Menekankan
sumberdaya sistem harus dilindungi dari kemungkinan modifikasi, pengrusakan,
penyalahgunaan dan prosedur keamanan harus dijalankan secara penuh untuk
menjamin integritas data dan program aplikasi.
Faktor yang diuji :
a.
Identifikasi
hak akses.
b.
Desain
Prosedur akses.
c.
Implementasi
prosedur keamanan.
d.
Pengujian
kesesuaian.
e.
Kontrol
akses selama instalasi.
f.
Menjaga
keamanan.
8.
Metodology
Menekankan
bahwa aplikasi dirancang sesuai dengan strategi organisasi, kebijaksanaan,
prosedur dan standar.
Faktor yang diuji :
a.
Penyesuaian
kebutuhan dengan metodology.
b.
Penyesuaian
desain dengan metodology.
c.
Penyesuaian
program dengan metodology.
d.
Penyesuaian
pengujian dengan metodology.
e.
Penyesuaian
integrasi dengan metodology.
f.
Penyesuaian
perawatan dengan metodology.
9.
Correctness
Menjamin
pada data dmasukkan, proses dan output yang dihasilkan dari aplikasi harus
akurat dan lengkap.
Faktor yang diuji :
a.
Identifikasi
spesifikasi fungsional.
b.
Penyesuaian
desain dengan requitment.
c.
Penyesuain
program dengan desain.
d.
Pengujian
fungsional.
e.
Ketepatan
penempatan program dan data pada produksi.
f.
Update
kebutuhan.
10.
Ease
of use
Menekankan
perluasan usaha yang diminta untuk belajar, mengoperasikan dan menyiapkan
inputan dan menginterprestasikan output dari sistem.
Faktor yang diuji :
a.
Identifikasi
spesifikasi kegunaan.
b.
Desain
penggunaan fasilitas.
c.
Penyesuaian
program dengan desain.
d.
Pengujian
dukungan panduan.
e.
Penyebaran
kegunaan instruksi.
f.
Menjaga
kemudahan penggunaan.
11.
Maintainable
Usaha
yang diminta untuk mengalokasi dan memperbaiki suatu eror dalam pengoperasian
sistem.
Faktor yang diuji :
a.
Identifikasi
spesifikasi kegunaan.
b.
Desain
dapat dirawat.
c.
Program
dapat dirawat.
d.
Inspeksi.
e.
Kelengkapan
dokumentasi.
f.
Menjaga
kerawatan.
12.
Portable
Usaha
yang diminta untuk mengirimkan program dari satu konfigurasi hardware dan atau lingkungan
sistem software ke lingkungan yang lain.
Faktor yang diuji :
a.
Identifikasi
kebutuhan protabilitas.
b.
Desain
protabilitas.
c.
Penyesuaian
program dengan esain.
d.
Disaster
testing.
e.
Kelengkapan
dokumentasi.
f.
Menjaga
protabilitas.
13.
Coupling
Usaha
yang diminta untuk menghubungkan komponen di dalam sistem aplikasi dan dengan
sistem aplikasi yang lain dalam lingkungan pemrosesan.
Faktor yang diuji :
a.
Identifikasi
antar muka system.
b.
Kelengkapan
desain antarmuka.
c.
Penyesuaian
program dengan desain.
d.
Pengujian
fungsional dan regresi.
e.
Koordinasi
antarmuka.
f.
Memastikan
antarmuka yang benar.
14.
Performance
Jumlah
perhitungan sumberdaya dan kode yang diminta sistem untuk melakukan fungsinya,
termasuk ke dalamnya kerja maual dan otomatis.
Faktor yang diuji :
a.
Identifikasi
kriteria performance.
b.
Kriteria
pencapaian desain.
c.
Kriteria
pencapaian program.
d.
Pengujian
kesesuaian.
e.
Mengawasi
performa instalasi.
f.
Menjaga
tingkat performance.
15.
Ease
of operations
Sejumlah
usaha yang diminta untuk mengintegrasikan sistem ke dalam lingkungan operasi
dan lingkungan sistem aplikasi, berupa prosedur manual dan otomatisasi.
Faktor yang diuji :
a.
Identifikasi
kebutuhan operasional.
b.
Mengkomunikasikan
kebutuhan pada operasi.
c.
Mengembangkan
prosedur operasi.
d.
Pengujian
operasi.
Sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)